Rabu, 05 Juni 2013

Sejarah Pembangunan Lubang Buaya, Purna Bhakti


1.    Sejarah Museum Purna Bhakti Pertiwi
Museum Purna Bhakti Pertiwi (MPBP) ini diresmikan pada tanggal 23 Agustus 1993 oleh Bapak Soeharto, Presiden ke-2 Republik Indonesia. Peresmian MPBP bertepatan dengan hari ulang tahun ke-70 Ibu Tien Soeharto, Pembangun dan Pemrakarsa museum ini. Luas bangunan MPBP 25.095 meter persegi di atas tanah seluas 19,7 hektar.
Museum Purna Bhakti merupakan wahana pelestarian benda-banda bersejarah tentang perjuangan dan pengabdian Bpk. Soeharto dan Ibu Tien Soeharto kepada bangsa Indonesia. Pengabdian dan perjuangan beliau sejak masa perang kemerdekaan hingga masa pembagunan.
Sebagai obyek wisata edukasi yang bermatra sejarah, museum ini juga menyimpan benda-benda seni bermutu tinggi, yang diperoleh Bapak Soeharto dan Ibu Tien Soeharto dari berbagai kalangan, baik rekan maupun sahabat sebagai cenderamata. MPBP memiliki koleksi kurang lebih 13.000 -an, koleksi tersebut memiliki hubungan dengan peran sejarah pengabdian Bapak Presiden Soeharto.
Sebelumnya sebagian besar koleksi ini dirawat dan disimpan Ibu Tien Soeharto sebagai pendamping setia Pak Harto. Kemudian, Ibu Tien menyadari bahwa pengalaman hidup Pak Harto bukanlah hanya milik keluarga. Pak Harto adalah milik bangsa Indonesia. Maka, koleksi barang-barang pribadi dan cenderamata yang dimilikinya harus dinikmati oleh khalayak ramai. Tentu, tempat yang paling baik untuk itu adalah di museum.
2.    Gaya Arsitektur dan Koleksi Museum Purna Bhakti
Memasuki bangunan yang arsitekturnya mirip nasi tumpeng atau gunungan (sebagai kelengkapan inti upacara tradisional) itu -melambangkan rasa syukur, keselamatan dan keabadian- pengunjung disambut dua patung Panyembrama, patung selamat datang. Patung karya seniman Dewa Made Windia sumbangan Ny Siti Hardiyanti Rukmana ini, terbuat dari lempengan uang kepeng dengan tinggi 240 sentimeter. Panyembrama adalah tarian Bali yang biasa diperagakan untuk penyambutan tamu-tamu terhormat.
Bangunan museum dikelompokkan dalam dua kategori, yakni bangunan utama dan bangunan penunjang. Bangunan utama berfungsi sebagai ruang pamer benda-benda koleksi seluas 18.605 meter persegi terdiri enam lantai dengan tinggi 45 meter sampai puncak ornamen lidah api berwarna keemasan di atas kerucut terbesar, dikelilingi sembilan kerucut kecil.
Ruang Utama diapit empat tumpengan warna kuning. Ruang terdepan adalah Ruang Perjuangan, dikitari Ruang Khusus, Ruang Asthabrata, dan Ruang Perpustakaan. Ruang Perjuangan berbentuk kerucut berukuran sedang seluas 1.215 meter persegi terletak di bagian barat kelompok Ruangan Utama. Ruang Khusus seluas 567 meter persegi terletak di bagian utara. Ruang Asthabrata seluas 1.215 terletak di bagian timur. Dan, Ruang Perpustakaan seluas 567 meter persegi di bagian selatan.
Di Ruang Utama tersimpan berbagai ragam cinderamata persembahan Tamu Negara RI, kenalan atau sahabat Presiden Soeharto. Tetapi juga ada cinderamata persembahan tamu-tamu atau pejabat dalam negeri. Semua cinderamata tersimpan dalam kotak kaca.
Di antaranya, cinderamata pemberian PM Kamboja Hun Sen dan PM Malaysia Mahathir Mohamad masing-masing berupa tempat sirih terbuat dari perak. Dari PM Belanda Lubbers berupa patung burung dara terbuat dari perak, Presiden Meksiko Carlos Salinas de Gortari berupa kerajinan perak berbentuk labu, dan Presiden Kazakstan Nursultan Nazarbayev berupa seperangkat piring perak. Masih banyak lagi.
Cinderamata pemberian pejabat atau rekan kerja mantan Presiden Soeharto maupun Ny Tien Soeharto, semisal sebuah kerajinan batu hias berupa mangkuk persembahan istri Bupati Tulungagung. Pada cinderamata itu tertulis: "Dipersembahkan kepada Ibu Tien Soeharto dari Ny Hardjanti Poernanto".
Pengusaha Sudwikatmono mempersembahkan ukiran kayu Johar (Cassia Siamea) berupa pasangan suami-istri yang "dikerubuti" 11 anak mereka. Pada keterangan patung yang diberi nama Menbrayut karya I Ketut Modern itu tertulis: "Zaman dahulu orang percaya banyak anak banyak rejeki. Saat ini kita percaya, banyak anak banyak masalah".
Masih di Ruang Utama berbentuk lingkaran dan luas itu, terdapat replika Peraduan Putri Cina. Replika ini terbuat dari batu giok-jadeite berwarna hijau dan berasal dari Propinsi Yunan, Cina. Konon replika dengan ukuran panjang 2,77 meter, lebar 2,14 meter, dan panjang 3,04 meter itu meniru peraduan putri Cina pada masa Dinasti Sung (960-1279) dan Dinasti Ming (1384-1644).
Di Ruang Khusus, tersimpan tanda-tanda kehormatan yang pernah diberikan kepada Presiden Soeharto. Untuk menyebut beberapa, misalnya Bintang RI Adipura I yang diberikan pemerintah RI (1968), Bintang Mahaputra Adipurna (1968), dan Bintang Gerilya (1965).
Tanda kehormatan dari beberapa negara sahabat, dari Uni Emirat Arab, Brunei Darussalam, Singapura, Jepang, dan lain-lain. Di Ruang Khusus ini pula tersimpan koleksi pedang kehormatan yang di antaranya dipersembahkan oleh Pemimpin PLO Yasser Arafat dan pedang kristal dari Presiden Kroasia Franjo Tudman.
Karcis tanda masuk seharga Rp 2.000 (dewasa) dan Rp 1.000 (anak-anak), pengunjung dapat menikmati koleksi musuem ini pada hari Senin - Sabtu dari pukul 9.00 WIB hingga 16.00 WIB, sedangkan pada hari minggu, dibuka pada pukul 9.00 WIB hingga 18.00 WIB. Setiap pengunjung diantar pulang-pergi oleh empat kendaraan "jeepney" tanpa dipungut biaya lagi.








3.    Nilai sejarah di Monumen Lubang Buaya
Perjuangan Rakyat Indonesia mencapai klimaksnya tanggal 17 Agustus 1945 dengan dikumandangkannya Proklamasi  Kemerdekaan Indonesia.  Sejak itu lahirlah Pancasila dan UUD 1945. Perjalanan sejarah Indonesia dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia telah mengalami berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguanberupa pemberontakan yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa yang bertujuan merombak bahkan mengganti Dasar Negara Pancasila antara lain dengan ideologi komunis yang bertentangan dengan Pancasila.       
Usaha-usaha untuk menerapkan ideology komunis di Indonesia tidak pernah berhenti walaupun mendapat tangtangan dan rintangan. Para kader PKI melakukan berbagai cara, baik legal, maupun illegal untuk mencapai cita-cita mereka yaitu masyarakat Indonesia yang komunis. Cara illegal dilakukan dengan mengadakan pemberontaka-pemberontakan, terror, pembunuhan yang banyak menelan korban bangsa sendiri. Cara legal pun dilakukan dengan cara menguasai Komite Nasional Indonesia (KNI) baik di pusat maupun daerah untuk menguasai parlemen melalui organisaisi politik dan organisasi massa.
Pemberontakan- pemberontakan PKI bertujuan menggantikan Dasar Negara Pancasila dengan komunis yang bertentangan dengan pancasila. Pemberontakan pertamadilancarkan pada tanggal 18 September 1948 di Madiun. Setelah gagal dalam pemberontakan pertama, PKI kembali melancarkan pemberontakan kedua pada tanggal 1 Oktober 1965 yang dikenal dengan nama “Gerakan Tiga Puluh September”(G.30.S/PKI).
Sebagai langkah pertama mereka menculik dan kemudian membunuh beberapa orang perwira dan pejabat teras TNI-AD yang dianggap sebagai lawan politik.Dalam waktu yang relatif singkat pemberontakanitu berhasil ditumpas oleh ABRI dan rakyat yang pancasilais.
Hal ini membuktikan keampuhan dan Kesaktian Pancasila dalam melawan ideolagi yang tidak sesuai dengan Pancasila Dasar Negara.Dari Pemberontakan-pemberontakan PKI 1948dan 1965 itum,maka kita sepakat bahwa komunis merupakan bahaya yang perlu kita waspadai secara terus menerus terutama pada keadaan seperti saat ini.Bertolak dari kewaspadaan itulah kemudian di bangun Monumen Pancasila Sakti dan Museum Pengkhianatan PKI (Komunis) yang menyajikan berbagai kegiatan makar dan pengkhianatan PKI sejak tahun 1945 serta penumpasan nyaoleh rakyat Indonesia bersama ABRI
Dengan memanipulasikan kisah pembrontakan itu, baik berupa relief pada museum maupun dalam bentuk diorama serta melestarikan tempat tempat yang ada hubunganya dengan pemberontakan, para pengunjung diharapkan akan dapat mengetahuitragedi yang pernah menimpa bangsa kita yang dilakukan oleh komunis . dengan monument pancasila sakti dan Museum penghianatan PKI (Komunis) diharapkan kewaspadaan terhadap bahaya komunis lebih meningkat
Monumen Pancasila Sakti mulai dibangun pada tahun 1967, sedangkan penyelesaian pembangunan dan peresmiannya pada tahun 1972. Tujuan dan hakekat spiritual pembangunan Monumen Pancasila Sakti adalah sebagai berikut :
1.Untuk mengenanag jasa palahwan yang fufur dalam membela Negara, bangsa dan pancasila sampai titik darah penghabisan
2.Membina semangat Korsa di kalalangan Prajurit TNI
3.Monumen peringatan bagi perjuangan Nasional
4.Cermin perjuangan Bangsa Indonesia kepada dunia internasional
Selain pembangunan PAncasila Sakti, maka untuk mencapai tujuan tersebut setiap tanggal 1 oktober dijadikan dan ditekatkan serta dilaksanakan Upacara Hari kesaktian nasional atau mengenang Tragedi Nasional akibat Penghianatan terhadap Pancasila




4.    Sejarah serta tujuan berdirinya Monumen Lubang Buaya
Sejarah Berdiri Monumen Pancasila Sakti- Usaha-usaha untuk menerapkan ideologi komunis di Indonesia tidak pernah berhenti walaupun mendapat tantangan dan rintangan. Para kader PKI melakukan berbagai cara, baik legal maupun illegal untuk mencapai cita-cita mereka yaitu masyarakat Indonesia yang komunis. Cara ilegal dilakukan dengan mengadakan pemberontakan-pemberontakan, teror, pembunuhan-pembunuhan yang menelan banyak korban bangsa sendiri. Cara legalpun dilakukan dengan menguasai Komite Nasional Indonesia (KNI) baik di pusat maupun daerah untuk menguasai Parlemen melalui organisasi politik dan organisasi massa.
Sejarah Berdiri Monumen Pancasila Sakti
Pemberontakan-pemberontakan PKI bertujuan menggantikan Dasar Negara Pancasila dengan Komunis yang bertentangan dengan Pancasila. Pemberontakan pertama dilancarkan pada tanggal 18 September 1948 di Madiun. Setelah gagal dalam pemberontakan pertama, PKI kembali melancarkan pemberontakan kedua pada tanggal. l Oktober 1965 yang dikenal dengan nama Gerakan Tiga Puluh September (G.30.S/PKI).

Sebagai langkah pertama mereka menculik dan kemudian membunuh beberapa orang perwira dan pejabat teras TNI-AD yang dianggap sebagai lawan politik. Dalam waktu yang relative singkat pemberontakan itu berhasil ditumpas oleh ABRI dan rakyat yang Pancasilais. Hal ini membuktikan keampuhan dan Kesaktian Pancasila dalam melawan ideologi yang tidak sesuai dengan Pancasila Dasar Negara. Dari pemberontakan-pemberontakan PKI 1948 dan 1965 itu, maka kita sepakat bahwa komunis merupakan bahaya yang perlu kita waspadai secara terus menerus terutama pada keadaan seperti saat ini. Bertolak dari kewaspadaan itulah kemudian dibangun Monumen pancasila Sakti dan Museum Pengkhianatan PKI (Komunis) yang menyajikan berbagai kegiatan makar dan pengkhianatan PKI sejak tahun 1945 serta penumpasannya oleh rakvat Indonesia bersama ABRI.

           Dengan memvisualisasikan kisah pemberontakan itu, baik berupa relief pada museum maupun dalam bentuk diorama serta melestarikan tempat-tempat yang ada hubungannya dengan pemberontakan, para pengunjung diharapkan dapat mengetahui tragedi yang pernah menimpa bangsa kita yang dilakukan oleh komunis. Dengan Monumen Pancasila Sakti dan Museum pengkhianatan PKI (Komunis) diharapkan kewaspadaan terhadap bahaya komunis lebih meningkat.

           Monumen Pancasila Sakti mulai dibangun pada tahun 1967, sedangkan penyelesaian pembangunan dan peresmiannya pada tahun 1g72.Tujuan dan hakekat spirituil pembangunan Monumen pancasilaSakti adalah sebagai berikut :
  1. Untuk mengenang jasa pahlawan yang gugur dalam membela negara, bangsa dan pancasila sampai titik darah penghabisan.
  2. Membina semangat Korsa dikalangan prajurit TNI.
  3. Monumen peringatan bagi perjuangan Nasional.
  4. Cermin perjuangan Bangsa Indonesia kepada dunia internasional.
Selain pembangunan monumen pancasila Sakti, maka untuk mencapai tujuan tersebut setiap tanggal 1 Oktober dijadikan dan ditetapkan serta dilaksanakan Upacara Hari Kesaktian Pancasila atau Mengenang Tragedi Nasional akibat Pengkhianatan terhadap pancasila.


         Pahlawan Revolusi adalah gelar yang diberikan kepada sejumlah perwira militer yang gugur dalam tragedi G30S yang terjadi di Jakarta dan Yogyakarta pada tanggal 30 September1965.
Para pahlawan tersebut adalah:
  •     Jenderal TNI (Anumerta) Achmad Yani
  •     Letjen. (Anumerta) Mas Tirtodarmo Harjono
  •     Letjen. (Anumerta) Siswondo Parman
  •     Letjen. (Anumerta) Suprapto
  •     Mayjen. (Anumerta) Donald Isaac Pandjaitan
  •     Mayjen. (Anumerta) Sutojo Siswomihardjo
  •     Aipda (Anumerta) Karel Satsuit Tubun
  •     Kapten CZI (Anumerta) Pierre Tendean
  •     Kolonel Inf. (Anumerta) Sugiono - wafat di Yogyakarta
  •     Brigjen. (Anumerta) Katamso Darmokusumo - wafat di Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar